Sepeninggal ayahnya, Abiyasha tinggal bersama kakek dan ibunya. Ayah Abi adalah seorang pejuang. Abi begitu bangga terhadap ayahnya. Ayah pergi meninggalkan tiga senjata andalan; busur panah, cemeti, dan ketapel.
Awalnya, Abi mengira kehidupannya aman-aman saja. Hingga akhirnya, kerusuhan terjadi di kota. Nyawa kakek yang disayanginya ikut terrenggut. Pada saat bersamaan, Abi berkenalan dengan dua sahabat barunya, yaitu Kim dan Hikari.
Kerusuhan itu hanyalah buntun dari kekacauan lain di Madiun. Di sisi lain, Belanda berniat melancarkan Agresi Militer guna merebut kembali Indonesia. Parahnya, untuk bisa mencapai tujuannya, Belanda menciptakan senjata biologis berbahaya.
Berlatar tiga tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu tahun 1948, novel ini menyuguhkan kisah sains fiksi berbalut sejarah.
Lalu, senjata biologis seperti apakah yang dikembangkan oleh Belanda?
Benarkah tiga pusaka itu sekadar senjata andalan biasa?
Ayo, kita ikuti kisahnya!
Buku nonteks pelajaran ini telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 1225/P/2020 Tanggal 30 Desember 2022 tentang “Buku Nonteks Pelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dan Sekolah Dasar yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan sebagai Buku Pengayaan, Buku Referensi, dan Buku Panduan Pendidik dalam Mendukung Proses Pembelajaran.” |